Pemilu Ngantri dan Harapanku

Berbeda dengan pemilu 5 thn sebelumnya, nyontreng pemilu kali ini lumayan ngantri. Sekitar 1 jam saya harus nunggu dipanggil antrian. Saya dan istri sempat keluar area TPS sebentar untuk menghilangkan kejenuhan.

Kebetulan TPS di RW kami (Batu Tulis-Bogor) tidak jauh dari rumah. Tempat yg dipakai adalah SD Batutulis yg tepat berada di depan Istana Batu Tulis.

Karana lokasinya sekitar 100 m dari rumah, sayapun mengajak kedua anak kami menuju TPS. Kebetulan di sana sudah banyak saudara dan tetangga yg sudah hadir. Jadi kami tidak terlalu repot menjaga 2 anak kami karena banyak yg dikenal.

Setelah sekitar hampir 1 jam, barulah giliran nama saya dan istri dipanggil Panitia TPS. Awalnya saya kira gampang u mencontreng. Eh, gak taunya butuh waktu juga melihat 4 lembar kertas suara satu per satu. Soalnya banyak nama caleg yg blm terlalu dikenal.

Saya berpikir, pantes aja selama ini banyak caleg yg mengiklankan dirinya di media massa dan media elektronik. Mungkin mereka mau memperkenalkan diri kepada kita seraya mengatakan ; “Inilah Saya. Saya punya program bla bla bla..Jika terpilih, saya akan melakukan bla bla bla…”

Namun saya berpikir lagi ; bagaimana dengan modal yg dikeluarkan utk iklan diri tsb? apakah dari saku sendiri atau dari sumbangan partai??

Lalu bagaimana jika mereka tidak terpilih? apakah sudah siap rugi…!

Lalu jika terpilih nanti, apakah berlaku hukum bisnis bagi mereka? karena mereka sudah mengeluarkan modal u kampanye, maka hitungan-hitungan balik modal harus didahulukan ? atau bahkan mereka memperhitungkan keuntungan setelah balik modal???

Kalo itu yg terjadi, berarti omongan miring orang awam benar bahwa wakil rakyat kita pasti bukan mikiran rakyatnya dulu. Yang dipikirkan dulu adalah bagaimana cara berterima kasih kepada partainya, lalu mengumpulkan modal-modal yg udah keluar, dan membantu sanak saudara dengan statusnya saat ini.

Tapi, semoga saja caleg kita kali ini bukan tipe orang demikian. Saya berharap caleg-caleg kita yg terpilih kali ini adalah orang-orang yg masih “tajam hati nuraninya”. Orang-orang yg “masih punya rasa malu” jika mendahulukan kepentingan pribadi dibanding kepentingan rakyatnya.

Saya berdoa semoga masih ada ‘orang benar’ di negeri ini yg menjadi wakil rakyat utk menegakkan kebenaran. Orang yg tidak tergoda korupsi, orang yg tidak menunjukkan hidup glamour di tengah kemiskinan rakyatnya.

Semoga saja harapan saya menjadi kenyataan…Kami rindu wakil rakyat yang benar-benar mengayomi dan memihak rakyatnya. Kabulkanlah ya Allah..!!!

15 thoughts on “Pemilu Ngantri dan Harapanku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *