Kebahagiaan Hidup yg selalu Dicari-Cari.

Jika tahu tujuan hidup, maka kebahagiaan akan mendekat.

Bahagia adalah kata yg paling sering diucapkan dan dibayangkan orang setiap hari. Apapun status Sobat saat ini, pasti ‘kebahagiaan’ yg selalu dicari-cari. Orang akan menyerngitkan dahi jika di depannya terbentang berbagai kesulitan yg menggambarkan ‘kesusahan’ hidup, terutama kekurangan materi.

Ada juga orang yg berkelimpahan materi namun kata bahagia masih sangat sulit dihayatinya. Bahagianya hanya bersifat sesaat ketika keinginan materi tercapai. Begitu ada kesulitan yg bersifat non materi seperti menderita suatu penyakit, bisnis yg mengalami kerugian, dsb, maka perasaan bahagia itu segera sirna dari kehidupannya sehari-hari.

Jika Sobat renungkan 2 contoh kondisi di atas, maka sebenarnya orang tidak akan pernah bahagia sebagaimana bahagia yg dicita-citakan manusia, yaitu “bahagia semu”.

Jika kondisinya kekurangan materi, maka dia hidup dengan perasaan tidak bahagia alias selalu merasa kurang. Jika hidupnya berkelimpahan materi, maka kebahagiaan itu akan sirna dari ingatan ketika musibah datang ; seperti ditimpa suatu penyakit, bisnis yg merugi, mengalami kecelakaan yg tidak dikehendaki, dan berbagai cobaan Tuhan lainnya yg dg mudah Dia turunkan.

Lalu, dimanakah letak “Kebahagiaan” yg selama hidup ini dicari-cari manusia?

Jawabannya tergantung pada apa yg Anda tuju dalam hidup ini. Jika dunia dan segala gemerlapnya yg dituju oleh pikiran manusia, maka perasaan hatinya akan mudah terbolak-balik dg 2 keadaan yg berbeda. Jika sesuai dengan kehendaknya dia akan bahagia, dan jika tidak sesuai kehendaknya dia akan kecewa. Kesusahan hidup akan membuatnya ‘menderita batin’, kemudahan hidup akan membuatnya bahagia dg perasaan lupa diri.

Orang yg tadinya merasa bahagia dg standar dunia yg telah diraihnya, maka tiba-tiba dia bisa terdiam sedih ketika Sang Pemberi Bahagia mencabut segala nikmatnya dalam sekejap. Rumah yg mewah tiba-tiba memberikan kesedihan bagi pemiliknya ketika terjadi musibah kebakaran yg menghanguskan segala isi rumah. Tempat usaha yg megah bisa memberikan kesedihan bagi bosnya jika Tuhan menghendaki gempa bumi yg meruntuhkan seluruh sendi bangunan. Keluarga yg kaya raya akan sontak bersedih ketika anggota keluarganya tertimpa musibah kecelakan pesawat hingga seluruh penumpangnya dinyatakan tewas. Saking sedihnya, tanpa sadar ada di antara mereka yg membenturkan kepalanya di dinding seperti tidak percaya akan musibah yg terjadi begitu cepat….!

Ya…Begitulah hidup ini. Jika tujuan bahagia kita adalah segala kehidupan dunia dan kemegahannya, maka siap-siap mengalami rasa tidak bahagia akibat kondisi yg tidak dikehendaki.

Berbeda jika tujuan Bahagia Sobat adalah mengharapkan Keridhoan Allah dan mengharapkan pembalasan terbaik di akhirat kelak. Apapun kondisi hidup ini, selalu terselip perasaan bahagia karena semua bisa terjadi karena izin-Nya. Ya, semua yg terjadi pada diri Saya, diri Sobat, dan kejadian pada diri orang yg beriman adalah baik menurut ukuran Allah.

Jika kita ditimpa kekurangan, itu baik menurut Allah. Mungkin ada dosa pada diri ini sehingga dengan ditimpa berbagai macam musibah atau kekurangan, Allah ingin menghapuskan dosa-dosa kita. Nah, jika tujuan bahagia kita adalah mencari Keridhoan Allah, maka bahagia itu bisa didapat di tengah kekurangan atau musibah. Jika kita ridho dengan Keridhoan Allah, maka balasan surga menanti di akhirat kelak..

Jika kita diuji dengan berbagai macam nikmat kelebihan harta, anak, serta segala kemewahan dunia, maka rasa bahagia itu akan semakin kuat jika semua kelebihan tsb digunakan utk jalan kebaikan. Semua nikmat tsb tidak membuatnya lupa diri, justru dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan seperti bersedekah, menyantuni anak yatim, membangun masjid, membangun sekolah utk anak tidak mampu, dsb. Alhasil, nikmat dunia yg sudah diperolehnya digunakan untuk mencari Keridhoan Allah dan mengejar bahagia di surga akhirat kelak.

Kalau kita sudah tahu tujuan kebahagiaan itu adalah mencari Keridhoan Allah dalam rangka mengejar kebahagiaan di surga yg abadi, maka adakah sesuatu yg membuat kita bersedih di dunia ini???

Laa Tahzan Sobat…Janganlah bersedih…!

Jemputlah kebahagiaan abadi di akhirat kelak, karena kesulitan di dunia ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan tergelincirnya kita di jurang neraka karena tidak pandai bersyukur. Mulai sekarang, ubahlah standar kebahagiaan hidup kita dari yg tadinya hanya mengejar kenikmatan dunia yg sedikit ini, menjadi akhirat oriented.

“Jika kebahagiaan akhirat yg engkau tuju, niscaya kebahagiaan dunia akan kau rengkuh…!”

Semoga ya Allah…

————————

Sukses untuk Kita yg mau bahagia dunia-akhirat,

 

Davit,
=====
Belajar Hidup Bersyukur>>>

33 thoughts on “Bahagia, Tergantung yg Anda Tuju

  1. Kebahagiaan tidak bisa di ukur dengan materi namun kebahagian itu bersumber dari HATI, HATI yang Bersih & Suci, Tulus Serta Ikhlas itulah yang membawa kebahagiaan setiap insan

  2. mksh pak atas infonya.. sy setuju bgt pak.. memang benar, seperti sy kan sngt ingin pnya jam tangan yg keren setelah saya punya biasa ja bahagianya bentar, ukuran bahagia harusnya qt harus bahagia karena sudah diciptakan oleh Allah di dunia ini menjadi khlifah di bumi Allah hanya utk beribadah kepadanya..

  3. artikel yang sangat menginspirasi,trims pak Davit,rasa syukur memang merupakan kunci utama kebahagiaan untuk di dunia… dan juga tidak melupakan untuk memprioritaskan kebahagiaan akhirat kelak…tentunya dengan amal ibadah yang dilakukan dengan ikhlas..Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *