Niat Baik harus Dibarengi Strategi Jitu

Niat baik baru merupakan awal, selanjutnya perlu Strategi jitu agar kita bisa memperoleh hasil yg dicita-citakan…!

Beberapa waktu lalu Saya menghadiri acara pernikahan kakak Ipar di wilayah Jonggol, masih kabupaten Bogor. Perjalanan mobil dalam kondisi lancar bisa ditempuh dalam 2 jam kurang.

Namun ketika pulang, perjalanan bisa  memakan waktu 3 jam karena sore harinya jalan lumayan macet. Arah dari Jonggol ke Bogor Kota mesti melewati  jalan Alternatif Cibubur, di mana jalan tsb sangat padat kalo sore hari.

Di tengah suasana macet, Saya dan istri terlibat pembicaraan ringan dengan saudara yg satu mobil. Sebut saja nama saudara tersebut Bu Rita (bukan nama sebenarnya).

Dari pembicaraan tsb terungkap ternyata Bu Rita dan Suami sudah menjalani kegiatan ‘sosial’ selama 3 thn, membina anak kurang mampu (miskin, yatim piatu, dll) di bidang pendidikan.  Sudah sekitar 50 anak yg dibiayai pendidikannya. Kita sebut saja mereka anak asuh.

Dana pendidikan tsb diperoleh dari donatur yg besarnya Rp. 200 juta per tahun. Dana sebesar itu khusus hanya untuk membiayai pendidikan ‘anak asuh’, baik utk biaya di sekolah umum, maupun untuk kursus keterampilan menambah keahlian (tidak termasuk tmp tinggal).

Pola pembinaan tatap muka baru diterapkan seminggu sekali, yaitu dengan kegiatan pengajian rutin. Sementara di hari-hari sekolah, anak asuhnya masih tetap beraktivitas seperti biasa ; berangkat sekolah dari rumah dan pulang juga ke rumah masing-masing.

Namun ada satu keluhan yg terucap dari Bu Rita berhubungan dengan keberhasilan anak asuh mereka. Ada cukup lumayan anak asuh yg ‘bermasalah’ dari tingkat kedisiplinan dan keberhasilan pendidikan.
Ada anak yg jarang masuk sekolah, ada anak yg bolos ikut kursus, bahkan ada anak yg dikeluarkan dari tempat kurus karena sering tidak hadir. Beberapa anak yg sudah sampai pada tingkat ‘indisipliner’ parah bahkan sampai dikeluarkan dari status mendapat dana bantuan pendidikan utk periode berikutnya.

Saya sempat penasaran dan mencoba mengusut apa penyebabnya. Setelah bertanya detail, barulah Saya dapat menarik benang merah sebagian penyebabnya. Berikut sebagian penyebabnya menurut versi Saya :

1.Ternyata penerimaan anak asuh tidak melewati tahap seleksi khusus.
Siapa aja anak yg kurang mampu yg mendaftar dari lingkungan sekitar sepertinya diterima, sepanjang masih ada slot anggaran yg tersedia. Padahal mestinya ada syarat khusus seperti berprestasi tapi kurang mampu dari segi biaya, atau punya bakat tertentu yg menonjol sehingga layak diikutkan kursus.

Biaya kursus yg dikeluarkan Saya pikir terbilang ‘serius’ karena sempat ada yg dikursuskan di sekolah Musik Purwacaraka, namun distop karena jarang masuk kursus. Bahkan pengelola siap menyalurkan anak asuh sampai Universitas jika mereka berprestasi.

2.Jenjang pembinaan terlalu luas, yaitu dari anak SD sampai anak SMA.
Dengan tenaga pengelola yg cuma berjumlah beberapa orang saja (tidak lebih dari 5 org), penerimaan anak asuh dengan jenjang pendidikan yg beragam akan menyulitkan fokus dan perhatian pengelola kepada anak asuhnya. Perhatian kepada anak yg masih SD dengan anak yg sudah SMA tentu akan jauh berbeda.

Kalo anak SD masih bisa dinasehati dan dibentuk pola prilakunya, sementara yg sudah SMA tentu sulit karena karakternya sudah terbentu sekian tahun. Jika dia terbiasa bolos sekolah, maka dengan dikasih biaya pendidikan pun
akan kecil kemungkinan bisa berubah.

Dengan kondisi demikian, Bu Rita dan pengelola berencana membatasi jenjang penerimaan,  yaitu tahun ini hanya menerima anak yg masih tingkat SD saja dulu.

3. Waktu Pembinaan seminggu sekali untuk ikut pengajian Saya pikir masih kurang.
Apalagi anak asuh tsb masih bebas berangkat dan pulang ke rumahnya masing-masing. Jadi masih kuat pengaruh lingkungan luarnya.

Karena proses seleksi yg kurang ketat, kita tidak tahu apakah mereka bergaul dg teman yg baik atau tidak sebelumnya. Sehingga ketika mereka masih dilepas begitu saja dengan tanggungan biaya yg menurut ‘pemikiran anak asuh’ itu enak, maka mereka bebas bergaul dengan siapa saja.

Ketiga alasan tsb Saya lihat menjadi penyebab kenapa masih di bawah 50% tingkat keberhasilan anak asuh Bu Rita dan teman-temannya (Bahkan suami Bu Rita mengakui masih jauh di bawah 50%).

Dengan anggaran donatur sekitar Rp. 200 juta per tahun, tentu sangat disayangkan jika ini tidak segera dibenahi. Meski sudah membulatkan tekad dengan niat baik untuk membantu sesama, ternyata niat saja belumlah cukup.

Masih perlu proses panjang menguraikan niat tersebut menjadi strategi-strategi jitu agar tujuan mulia yg diharapkan bisa tercapai. Kalau tidak, nanti kita bisa kecewa sendiri melihat hasilnya…!

Semoga Bu Rita dan Timnya menemukan Strategi Jitu untuk keberhasilan program anak asuhnya…!
———————-

Lain cerita ketika Saya berdiskusi dengan member RWP beberapa waktu lalu di rumah.

Kebetulan sehabis mengajar privat member, ada satu orang yg konsultasi seputar permasalahan dan niatnya utk berhasil di Bisnis online (lebih tepatnya diskusi).

Saya sebut saja namanya Pak Budi (bukan nama sebenarnya, jika beliau kebetulan baca tulisan ini semoga berkenan utk kita ambil hikmahnya).

Ceritanya Pak Budi sudah bosan jadi karyawan selama hampir 20 thn. Pak Budi sudah jenuh dengan rutinitas proyek yg sering keluar kota. Mungkin bukan hanya masalah keluar kotanya, tapi masalah lingkungan kerja yg banyak ‘intrik-intrik’ dalam mendapatkan uang.

Hati Pak Budi sudah semakin tidak tenang dengan kondisi kerjaannya, sementara kebutuhan anak dan istri juga harus dipenuhi.

Kebetulan Pak Budi adalah Insinyur lulusan Teknik Sipil. Dan berpengalaman kerja pada berbagai proyek pembangunan. Sempat dapat ide ingin menciptakan pembangkit listrik dari Energi Recycle (Energi daur ulang).
Energi yg dihasilkan dari benda yg jatuh bisa di putar ulang agar menghasilkan energi terus menerus yg gratis.

Menurut perhitungannya, daya energi yg dihasilkan tidak terlalu besar, namun cukup utk menerangi satu (1) desa. Setelah Saya tanya kenapa tidak dijalankan ide tsb? Pak Budi menjawab karena belum punya modal dana.

Pernah juga Pak Budi dan keluarga merintis usaha es krim beberapa tahun. Namun ketatnya persaingan, modal yg besar dan untung yg tidak seberapa membuat Pak Budi dan keluarga menutup usaha es krimnya.

Di sela sela kesibukannya, Pak Budi sempat belajar Internet Marketing (Bisnis Online) ke sana ke mari. Bisa dibilang Pak Budi lebih dulu mengenal Bisnis online dibanding Saya. Kalo Saya baru mengenal Bisnis Online di akhir tahun 2007, Pak Budi sudah mengenalnya  sekitar tahun 2005. Namun menurut pengakuan beliau, karena tidak fokus, Pak Budi belum merasakan hasilnya.

Sejak sering terlibat diskusi dan datang ke Kantor RWP, baru sekarang Pak Budi mulai menemukan fokus bisnis apa yg akan dijalankan. Intinya Pak Budi ingin Fokus di Program PPS dan Pulsa dengan sistem jaringan.

Namun kebetulan saat ini beliau baru diterima kerja diproyek lagi utk beberapa bulan (karena keluarga juga harus dinafkahi-Red). Rencananya meski tetap kerja di Kalimantan, beliau berusaha akan tetap fokus menjalankan program bisnis online yg sudah disiapkan.

Tim DavitDesign akan membantu dari pembuatan website bisnis, dan Pak Budi menjalankannya dari Kalimantan dalam waktu luang.

Ada satu hal yang Saya ambil hikmahnya dari cerita Pak Budi, yaitu kebanyakan kita masih menunggu peluang yg kita kira ideal akan datang.

Kenapa kita tidak menciptakan peluang sembari memikirkan Strategi jitu untuk membuatnya ideal?  (Semoga Pak Budi bisa menemukan Strategi jitu dan fokus dalam berbisnis).

Hikmah lainnya dari cerita Pak Budi adalah :

1. Kenapa Pak Budi tidak menjalankan saja idenya untuk pemanfaatan Energi Recycle (Energi daur ulang) tsb waktu itu?
Pak Budi sempat berujar : “kalau saja ada pihak yg mau menanggung hidup Saya dan keluarga, tentu Saya akan bisa fokus untuk mengerjakan ide tsb hingga menghasilkan..!”

Saya sempat balik bertanya : “kenapa tidak dibalik saja Pak, lakukan saja dulu sampai terlihat ‘sepercik’ hasil. Lalu nanti buatlah tulisan dari sepercik hasil yg dicapai, dan lanjutkan dengan proposal yg bisa ditawarkan ke Para Pengusaha”. Saya yakin jika ide itu brilian dan menghasilkan, tentu akan berlomba-lomba pihak pendana yg turun tangan.
“Perlihatkan sedikit hasil, baru kita bisa melakukan negosiasi..!”

2. Kita lebih banyak mengungkapkan ide, tapi tidak pernah atau jarang menuliskannya.
Jika kita mau belajar cara kerja otak menghasilkan ide-ide cemerlang, tentu kita tidak melewatkan begitu saja apa yg ada di pikiran ini. Coba tulis di buku catatan khusus (misal ; buku catatan ide bisnis), lalu coba aplikasikan ide tsb ketika kita punya sedikit atau banyak waktu.

Ide dari alam bawah sadar biasanya begitu cemerlang yg bisa menghasilkan karya besar jika dilanjutkan dengan strategi jitu. Ide bawah sadar itu biasanya muncul ‘sekelebat’ di pikiran ketika kita sedang rileks, sedang senang melakukan sesuatu hobi, atau ketika bangun tidur sekalipun. Ada satu kata bijak dari Nabi yg pantas kita ikuti : “Ikatlah ilmu itu dengan tulisan”.

3. Kita lebih sering tidak fokus dalam menjalankan sesuatu.
Kelihatan semua program bisnis adalah bagus, sehingga semua tenaga dibagi untuk menjalankan macam-macam program bisnis. Karena tenaga sudah dibagi-bagi, maka tak mengherankan hasilnya kecil, bahkan cenderung tidak menghasilkan.
Jika kita ingin menjadi segala sesuatu, maka kita tidak bisa menjadi sesuatu…!”

Terakhir, jika kita merasa sudah menjalankan agama dengan taat, sudah shalat, sudah puasa, sudah melaksanakn berbagai kebajikan namun belum mendapatkan hasil yg dicita-citakan, maka cobalah ‘tengok kembali’ diri kita.

Apakah kita sudah memanfaatkan potensi otak yg dititipkan Tuhan, sudahkah kita menerapkan strategi jitu untuk mencapai hasil? (Strategi jitu utk tiap masalah akan kita ketahui melalui proses introspeksi mendalam dan banyak belajar).

Kita masih terbelunggu dengan prasangka ‘tidak bisa’ sebelum mencoba jauh.
Kita takut dengan resiko, kita terlalu lama mengambil tindakan, kita terlalu menggebu ingin meraup semuanya, dsb.

“Duh, alangkah lemahnya diri ini wahai Tuhanku…!”

“Ya Allah, maafkanlah kami yg lebih banyak berkeluh kesah ketimbang bersyukur atas nikmat-Mu. Potensi yg Engkau turunkan begitu besar, namun pikiran kami begitu ‘kerdil’ untuk bisa menangkap rahasia dibalik potensi tsb. Kami berupaya berbuat baik menjadi Hamba-Mu yg saling membantu,  namun jika ada yg kurang dari upaya kami ini, mohon kiranya Engkau berkenan memaafkan Kami.

Badan dan Pikiran ini sejatinya adalah milik-Mu, Oleh karena itu berilah kami pengetahuan untuk menyelesaikan setiap permasalahan hidup.
Kabulkan niat-niat baik kami dalam mengarungi kehidupan yg sementara ini.
Engkaulah sebaik-baik pembalas kebajikan, dan Engkaulah sebaik-baik tempat memohon. Kabulkanlah Ya Allah…Amiin!!!”

Dari Hamba yg Masih terus Belajar,

Davit
====

76 thoughts on “Niat Baik harus Dibarengi Strategi Jitu

  1. Pertamax…pak guru :).

    Saya sudah lama tidak ke jonggol, dulu waktu masih sekolah STM (1995) saya suka ke jonggol karena ada teman saya disana.

    BTW, artikel yang sangat memberi inspirasi.

    Terimakasih Pak Guru.

  2. Assalamu ‘alaikum,
    Mudah-mudahan Pak Davit masih ingat saya. Saya seorang guru yang alhamdulillah diberi peluang Allah Subhanahu wa ta’ala berbisnis kerudung. Dari modal sangat minim sampai bisa kembal modal dan ekspor beberapa kali. Seperti tulisan di atas .. saya terapkan salah satu “ide jitu” yaitu memanfaatkan peluang yang ada dan memanfaatkan potensi diri yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala. Jangan pernah sia-siakan setiap anugerah dari Sang Pencipta.

    1. dear pak davit,
      kebetulan nama saya budi
      rutinitas kerja kantor sudah 28 tahun
      ikut member, belum sempet belajar
      insya allah bulan juni pensiun dini
      mau menekuni bisnis online dan sudah punya bendera tapi blm maximal
      tulisan ini sangat sangat menyindir saya…
      tapi bisa jadi kebangkitan saya dari tulisan pak davit

      terima kasih pak davit..

  3. @Pak Hidayat, artikel tsb sekaligus mengingatkan diri saya sendiri..!
    @Pak Yudi, Jonggol sekarang ama dulu ada beda nggak? he..he…
    @Bu Lylie, masih ingat kok Bu. Bu Lylie yg dulu kontak saya waktu pertama kali dapat order ekspor ke Amrik kan? Saya malah menunggu kabar Bu Lylie yg telah lama gak kontak. Semoga Order kerudungnya makin banyak, berkah, dan membuka lapangan kerja.
    @Pak Ardo, selamat ya perjuangannya sudah membuahkan hasil 2-3 juta per bulan dari online. Teruslah manfaatkan potensi berpikir, karena potensi income di online itu bisa tidak terbatazz..!

    Sukses untuk semua yg Mau Berusaha,
    Davit

  4. Apapun langkah tindakan kita tentunya dibarengi dengan strategi untuk mencapai sasaran yang kita inginkan.
    Disamping itu kita harus selalu mengevaluasi strategi yang telah kita tetapkan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman.

    tks

  5. Assalamu’alaikum Pak,
    Wah Terima Kasih pak sangat bermanfaat…

    Pelajaran e-book RWP yang sangat berkesan dalam hati saya itu tentang “Aku menurut prasangka Hambaku” benar membuat saya selalu semangat bila mengingatnya 🙂
    sekarang lagi fokus mencari peluang disertai persiapan, ada yg bilang Hoky = Peluang + Persiapan 😀

    Salam Sukses dari Saya Si BloggerMalas Pengen Sukses Mungkinkah? hehe… 😉

  6. Selamat pagi maz, memang benar apa yang ditulis kalo saya boleh menambahkan 1 lagi penyebab orang sulit mencapai cita2 yaitu kurangnya kepercayaan diri yang menyebabkan selalu dilanda ke-ragu2an artinya takut gagal sebelum memulai dan sedihnya saya termasuk salah satunya, itu sebabnya saya tidak pernah dapat mencapai apa yang saya harapkan dan kalopun saya pernah berhasil saya berpikir itu karena tangan2 Allah membantu didalam keberhasilan hidup yang pernah saya alami. Kalo bukan pertolonganNya saya merasa tidak mungkin saya mampu mencapainya.

  7. Betul Pak David artikel tersebut seakan mengingatkan saya, bahwa setiap pekerjaan pada intinya harus fokus dan jangan terlampau jauh mengharapkan hasil sebelum menerapkan startegi jitu yang tepat.Dan tentunya jangan lupa berdoa Amin.

  8. thanks pak davit atas tulisan2nya yg menginspirasi, semoga bs menjadikan hidup kita bs lebih baik lagi…aminnn….

  9. membaca web site anda ,memang orang awam ,rasa takut,tidak berani ambil risiko,terlalu terbebani tanggung jawab
    keluarga,sama dengan serangga terikat jaring laba-laba,
    belum berani jatuh bangun.ulasan anda bagus .

  10. @Bu Istuningsish, Jika ibu sudah sadar bahwa keragu-raguan dan takut gagal adalah sikap kurang baik, berarti Ibu tinggal merubahnya saja secara perlahan.

    Balikkan arah pemikiran ibu secara berulang-ulang, buat di pikiran seolah-olah ibu berhasil dg sikap berani, nanti keajaiban yg turun dari tangan-tangan tuhan akan jauh lebih ajaib.

    davit

  11. Pak Davit, sepertinya jonggol sudah berubah, kalo dulu jalannya masih rusak, pintu gerbang “Taman Buah Mekar Sari” juga masih dalam proses pembangunan. Sekarang mungkin sudah banyak berubah, mungkin jalannya sudah bagus, karena banyak perumahan-perumahan baru yang dibangun.

    Mudah-mudahan semua member RWP juga bisa berubah kepada kehidupan yang lebih baik dengan menjalankan bisnis melalui internet.

    Regard’s

  12. yth pak Davit,
    saya selalu kagum sama artikel mas Davit .Terus terang mas Davit apakah semua/setidaknya sebagian besar pengikut/member pak Davit sesukses/bebas financial problems seperti pak Guru Davitnya? Wow kalau begitu kapan Tuhan berikan kesempatan itu pada diri ini? Apakah ada juga yang sefrustrated kami?
    Makasih pak Davit sukses memang bagi mereka yang mau…dan ridha Tuhan.

  13. sesuatu peluang/kesempatan itu memang dibutuh keberanian dalam mengambil suatu tindakan, yang disertakan oleh tindakan nyata. Jika usaha banyak diliputi oleh segala bentuk pertimbangan dan keragu-raguan, akan sia-sia semua setiap perencanaan itu.

  14. Terima kasih Pak Davit, tulisannya khususnya doanya sangat menggugah . Saya semakin tau kelemahan sy, tidak fokus dan tidak kuat mental. Semoga mulai sekarang sy mampu mengasah kekuatan mental sy, lebih fokus sehingga berani mengambil resiko. Semoga Allah memberi kemudahan..Amin Ya Robbal Alamin

  15. semua keinginginan terkadang tidak semudah membalik telapak tangan,semua ide yang dengan niat baik sangat lah berharga bagai butiran butiran permata yang nilai nya mahal tapi akan lebih mahal lagi kalau kita bisa mengasah nya membentuk nya akan lebih mahal lagi, semua nya butuh proses dan sangat relatip sekali ide yang baik adalah barang yang sangat berharga bak batu permata yang belum diasah namun harganya sudah mahal,berusaha lah terus agar permata yang sudah kita temukan itu agar bisa lebih cantik beruntung lah selalu orang yang mau berkreatipitas dan tidak mudah putusasa

    wasalam (SUPARWOTO)

  16. Sebenernya saya malas baca panjang2, apalagi tulisan Pak Davit ga bisa diperbesar di monitor. Tapi apa yg ditulis Pak Davit pasti ada hikmahnya. Jadi saya paksakan baca. Sy baca point2 nya aja.
    Ternyata memang bagus. Menganalisa kegagalan orang lain, dan belajar keberhasilan orang lain.
    Terima kasih Pak Davit, semoga tulisan-tulisan Pak Davit yg membangun mendapatkan pahala berlipat dari YME. Amiin YRA.

  17. Benar, Pak Davit..yang penting adalah “melangkah satu langkah” dan biarkan selanjutnya Tuhan yang bekerja. Seperti kisah kolonel Sanders, yg mempunyai resep ayam kentucky. Bapak Sanders ini pensiun umur 65 th dan dengan uang pensiun yg hanya beberapa ratus dollar, dia menawarkan resep ayam goreng kentucky ke berbagai restoran dan..selalu di tolak !! Pada akhirnya pada restoran yg ke 900 lebih [atau bahkan 1000 lebih] mau menerima dan bekerja sama dengan beliau. Satu perjuangan yg butuh kesabaran. Mudah2an kita semua murid Pak Davit diberi anugerah kesabaran dan pantang menyerah seperti itu.

  18. Assalammualaikum Wr. wb, Wah… luar biasa artikelnya guru, salut… semoga itu membukakan pintu2 hati kami yang lemah ini… amin.. thank’s berat guru!

  19. makasih Pak David, sejak awal tulisan2 bapak telah menginspirasi saya utk lbh berani keluar dr prasangka tidak bisa; hasilnya, saat ni saya telah berani mencoba jalanin Oriflame secara online, padahal 4 bulan lalu saya masih gaptek suaptek… alhamdulillah skarang hsl belajar IM by training online pun telah mulai saya rasakan..

  20. Hari ini jum’at tgl.3 Juni 2011 menjadi hari yg cukup beruntung buat saya, karena kebetulan ada waktu luang, saya membaca artikel pak Davit…..dan sungguh isinya sangat memberikan pencerahan buat saya….terimkasih pak Davit….sukses selalu untuk bapak dan keluarga…Amin ya robbal alamin…!!

  21. Wah, sarat hikmah sekali. Alhamdulillah, dengan niat ikhlash karena Alloh, fokus bekerja dan fokus berdo’a menggantungkan harapan hanya kepada Alloh, saya pun beserta teman-teman lagi tahap finishing pembangunan pesantren Miftahun Najah ukuran sekitar 16X10m, 2 lantai,dengan biaya kurang lebih 300jt an, hasil swadaya murni masyarakat. Tahap awal adalah untuk sarana pembelajaran anak yatim. Alhamdulillah juga Pa Dosen, berkat dukungan do’a dari keluarga besar RWP Group, dalam bisnis online walau masih tahap belajar (baru 3 bulanan lah), atas izin Alloh,saya baru dapat $73,48 dari program Adsense. Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh. Terima kasih do’a semuanya. Jazzakumulloh Khoeron katsiro.
    Niat baik, fokus bekerja, plus Berdo’a hanya kepada Alloh saja. Semoga bermanfaat.

  22. SEMOGA BISNIS RESELLER GRATIS DARI MAS DAVIT BERJALAN LANCAR DAN SUKSES !!! TAPI,TOLONG BUATKAN BISNIS RESELLER FREE MAS DAVIT SEBANYAK MUNGKIN !!! OKE, SEMOGA MAS DAVIT PANJANG UMUR !!!

  23. Saya selalu ikutin terus tiap hari informasi dari pak Davit,apapun itu pasti dan sungguh sangat bermanfaat bagi kita semuanya.
    ada saran nich! tulisan maupun sharingnya bisa dibuatkan buku setebal 350 halaman . dan bisa kita dapatkan di RWP group atau gramedia.
    saya yakin akan menjadi best seller , buku motivasi penuh inspirasi.

    1. makasih Pak Soeparmin atas idenya, Insya Allah jika momentnya tepat dan Saya sudah siap, ada rencana mau buat Buku utk diterbitkan di dunia nyata (offline)….Semoga bermanfaat buat org Indonesia yg sdg merintis bisnis.

  24. Assalamu’alaikum Wr Wb
    saya baru mengenal internet kurang lebih setahun jadi masih banyak kekurangan dalam penggunaanya terutama dalam menjalankan bisnis online yang sekarang saya ikuti dengan sudah bergabung di member RWP melalui email yang dikirim banyak sekali ilmu yang sudah saya dapatkan apalagi diseport oleh tulisan-tulisan mas Davit yang selalu memotivasi ……….karena masih dalam pembenahan kelencaran internet di rumah belum bisa vokus.

    Wassalam……….

  25. Mas Davit, thx yach atas kiriman2 emailnya. Itu sangat bermanfaat buat saya walaupun sampai skr saya msh bingung bisnis apa krn blm ada waktu luang. Smoga Mas davit tdk pernah berhenti berkarya.

  26. asswrwb, terimakasih pencerahannya pak Davit. jatuh bangun dlm berusaha sdh berkali-kali saya rasakan. tapi alhamdulillah belum kapok utk selalu berupaya. dan sekarang ini suami sudah mengupayakan bisnis pulsa secara online dan ingin semakin berkembang. insyalah Maret ini semoga Allah berkenan saya ikut nyantri ya pak.. wasswrwb

  27. Terima kasih atas info yang sangat inspiratif. cerita pak budi hampir sama dengan perjalanan karir dan hidupku.
    Semoga tulisannya juga dibaca orang lain, sehingga lebih banyak yang ter inspirasi dari tulisan pak Davit.

  28. Terimakasih sudah diingatkan lagi Pak Davit.

    Kisah Pak Budi dalam bisnis online mirip dengan cerita saya.

    Pak Davit menyimpulkannya dengan persis. “Kita masih terbelunggu dengan prasangka ‘tidak bisa’ sebelum mencoba jauh. Kita takut dengan resiko, kita terlalu lama mengambil tindakan, kita terlalu menggebu ingin meraup semuanya, dsb”

    Fokus ikhtiar, tekun, sabar dan berdoa selalu. Yang penting ambil peluang baik sekarang juga untuk maju.

    Btw, Baru saja saya pecah telor dapat satu member baru lewat jalur reseller RWP. Alhamdulillah, bisnis online memang benar bisa jalan, asal kita mau terus bertekun diri menggarapnya..

    Terimakasih pak Davit, semoga tambah sukses..
    Salam

  29. Terima kasih pak Davit atas berbagi ceritanya,saya terinspirasi dengan cerita tersebut. Sebagian orang untuk menjalankan bisnis ada yang dimulai dari berbagi cerita dan pengalaman, yang akhirnya terbentuklah sebuah bisnis.
    abdoell,kebayoran lama Jakarta.

  30. Niat sdh, sholat tiap waktu, ikhtiar wajib dilaksanakan secara rutin, sodakoh iya, hanya Allah yg mengetahui segala nya semua telah dilaksanakan namun entah apa yg kurang dari diri hamba yaa Allah yg maha menghendaki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *