Apa Gunanya Panca Indra jika Kita Semakin Jauh dari-Nya?
Disadari atau tidak, kita sebenarnya sudah dianugrahi Tuhan dengan kelengkapan tubuh yg luar biasa. Seharusnya kelengkapan tersebut semakin mendekatkan kita kepada Zat yg Maha Menciptakan. Sebagian kelengkapan tubuh yg kita kenal adalah panca indera.
Namun apa jadinya jika panca indera yg kita miliki mengarahkan kita semakin jauh dari petunjuk-NYA. Padahal ketika ‘kontrak’ hidup kita sudah usai, maka penggunaan panca indera akan dimintai pertanggungjawaban di hari pengadilan kelak. Panca indera yg sudah kita kenal adalah mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit (indra peraba).
Apakah dengan mata ini kita tersadarkan bahwa dibalik penciptaan bumi yg sedemikian indah, dibalik mengembangnya alam semesta hingga ke angkasa, ada kebesaran Tuhan yg bekerja di sana? Lalu apakah lidah kita sudah dipakai untuk menyebut nama-Nya pagi dan petang, untuk menahan diri dari membicarakan aib orang lain, untuk berkata hanya hal-hal yg berguna atau lebih baik diam?
Belum lagi jika kita bicara alat gerak tubuh seperti tangan dan kaki. Kemana saja kaki kita melangkah setiap hari? Apa sudah dipakai untuk niat menggapai ridho-Nya atau hanya sekedar mengikuti naluri kaki melangkah? Apa saja yg sudah dilakukan tangan kita sehari-hari? Apa tangan ini sudah dipakai untuk memegang kitab-Nya setiap hari dan kemudian mempelajarinya, bersedekah dalam keadaan lapang dan sempit, menyentuh hal-hal yg baik, dan mengarahkan penggunaan tangan untuk membantu sesama?
“Ya Allah, ampuni kami jika kelengkapan tubuh yg Engkau berikan membuat kami semakin jauh dari-Mu. Ampuni kami jika selama ini tidak sadar bahwa ada perhitungan-Mu yg demikian teliti di hari pembalasan kelak. Kejahatan sebesar partikel debu sekalipun akan Engkau tuntut kepada kami kelak. Demikian juga kebaikan yg akan Engkau balas dengan kebaikan yg lebih baik lagi.
Tidak akan mungkin kami sanggup menghadapi siksamu di akhirat, padahal siksaan paling ringan adalah memakai sandal dari api. Yang panas apinya bisa sampai membuat kepala mendidih.
Ya Allah, sadari kami bahwa hidup ini penuh dengan konsekuensi dan pertanggungjawaban. Bimbing kami untuk menuju jalan-Mu, yaitu jalan yg Engkau ridhoi untuk menuju surga-Mu, baik surga dunia maupun surga akhirat kelak”.
Perkenankan ya Robb,
Davit
====
yang masih belajar ttg kehidupan.
tangan dan mulut terkunci, orang tua, saudara, teman semua tak berarti, yang akan menyelamatkan kita adalah amal baik di dunia, thks artikel yang baik
Salam untuk pak Davit…. semoga sukses.
Apa gunanya kita punya akal ? Sementara akal kita selama ini hanya untuk mengakali rakyat ?
Tolong diuraikan kedudukan akal manusia dibanding dengan hewan. Trims.
Artik, yn bagus thanks
Kitab suci kita bilang bahwa barangsiapa didunia ini tidak memakai panca indera pada tempatnya, maka kelak di akherat seluruh panca indera yang tidak dipakai pada tempatnya tersebut akan dicabut dari orang tsb pada kehidupan di akherat nanti, naudzubillah…….!!!
Seandainya matanya dicabut maka butalah dia kehidupan di akherat nantinya. Bila lidahnya dicabut, maka bisulah kehidupan di akherat kelak, dst….Naudzubillah!!!!!!!
wah artikel yang bagus buat penyejuk hati,, salam kenal pak david,,,
nice info gan, sukses selalu
Aminn YRA..Semoga kita semua termasuk orang2 yang selalu syukur nikmat. Terima kasih untuk sharingnya Pak Davit.
Wassalam
Semoga kita konsisten dengan visi hidup dunia dan akhirat….sukses p davit dan untuk kita semua
kita harus selalu belajar mensyukuri semua karunia Allah karena jika tidak artinya hubungan kita dengan Penguasa tunggal bumi seisinya ini akan semakin jauh artinya kita semakin dekat dengan kufur, sebaliknya jika semakin pandai mensyukuri nikmat Allah maka akan terasa semakin nikmat menjalani hidup ini.