Menggapai Mutiara Ramadhan di Babak Final
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia, dan Engkau selalu memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku.”
Ketika menulis artikel ini, disadari ternyata kita sudah menjalankan puasa selama 21 hari. Bagi para pencinta Ramadhan, rasanya masih sayang untuk mengakhiri Bulan Ramadhan dalam 9 hari ke depan. Ada sesuatu yg bakal berlalu seperti perginya kekasih yg berangkat jauh, dan 11 bulan lagi baru kembali.
Namun bagi yg ‘alergi’ Ramadhan, nuansanya akan berbeda. Maunya Ramadhan cepat-cepat berlalu agar bisa hidup ‘normal’ lagi menjalankan aktivitas tanpa dikekang hawa nafsu. Maunya cepat-cepat Lebaran agar bisa merayakan hari kemenangan. Padahal hari kemenangan (hari Lebaran) sejatinya lebih ditujukan kepada orang-orang yg telah menjalankan Puasa dengan sempurna.
Lalu seperti apa sebenarnya kesempurnaan ibadah Ramadhan tsb bisa kita jalankan? Apa yg ingin kita gapai dengan perjuangan menahan nafsu selama sebulan ini?
Banyak para Ustadz yg sudah membahas bagaimana menjalankan Ibadah Puasa yg baik, mulai dari adab Sahur, aktivitas di siang hari, adab berbuka, hingga ibadah malam hari (Qiyamul Lail). Intinya kita diajarkan untuk mengendalikan diri dari segala hal yg dilarang Allah selama Ramadhan.
Lalu apa yg ingin kita capai dengan pengendalian diri tsb? Ridho Allah dan Surga-NYA. Kema’afan Allah dan Ampunan-NYA.
Karena sesugguhnya tidak ada yg bisa menjamin puasa kita bakal diterima selain karena Ridho Allah dan Ampunan-NYA.
Harus kita akui kadang selama sebelas bulan sebelumnya pengendalian diri (thdp hawa nafsu) seakan tidak sekuat ketika bulan Ramadhan. Mungkin ini disebabkan karena tebalnya godaan hidup duniawi dan ’suasana’ yg tidak membawa kita syahdu seperti dalam bulan Ramadhan.
Kita jarang menghitung (mungkin juga tidak pernah) berapa banyak dosa dan pahala yg telah kita kumpulkan. Kita tidak pernah menimbang-nimbang apakah dalam 11 bulan lalu kita sudah banyak melakukan kebaikan atau keburukan. Atau sudahkah rasa optimisme kita terhadap hidup dan Kebesaran Allah kita sematkan dalam hati?
Sungguh jika kita mau menghitung-hitungnya, tentu akan ditemui lebih banyak ‘dosa’ dan ‘kekurangan’ yg telah kita semaikan. Akibatnya, jika sangkakala telah ditiup, tentu kita akan memetik ‘penyesalan’ selama-lamanya di kehidupan abadi. Kecuali sebagian hamba Allah yg istiqomah dalam hidup dan sadar betul arah tujuan yg akan ditempuh.
Untuk memberikan kesempatan kepada hamba-NYA yg mau bertobat, Allah menyediakan 1 bulan agar kita mau membersihkan diri dari segala noda dan dosa. Sungguh rugi jika kita telah diberikan kesempatan memperbaiki diri, ternyata tidak dimanfaatkan atau disia-siakan.
Karena Allah telah berjanji :
“Barang Siapa yg mengerjakan Ibadah Puasa dengan sungguh-sungguh dilandasi Rasa Keimanan, maka diakhir puasa dosa-dosanya akan diampuni Allah dan keadaannya bersih seperti bayi yg baru dilahirkan”.
Oleh karena itu Sobat, mari di Babak Final Puasa Ramadhan ini kita kencangkan niat dan amal untuk menjemput Ampunan Allah. Untuk menjemput Maha kasihnya Allah terhadap hamba-hamba-NYA yg mau meraih malam Lailatul Qadar.
Semua itu ibarat butir-butir mutiara Ramadhan yg kilauannya seindah Kasih dan Sayang-NYA.
Dari hamba yg masih terus Belajar.
Pencari Mutiara Kehidupan,
Davit Putra
Mudah mudahan tindakan kita setelah ramadhan nanti mencerminkan kwalitas ibadah ramadhan ini,makasih pencerahannya mas Davit…sukses selalu
Godaan duniawi emng brat, tak jarang bnyak yg trjerumus d dalmnya, trmasuk jg saya. SubhanaAllah begitu sayangnya Allah kepada Hamba-hamba NYA hingga kita dikasih kesempatan untuk bertobat di satu bulan yg pnuh berkah dan nikmat ini. Semoga kita mnjadi pmenang sejati di hari yang fitri nanti. Amin…..
Assalamu’alaikum,…Wr.Wb. Dengan sgl kerendahan hati, Jika Berkenan mhn bantuan Sukarela utk Pembangunan Balai Diklat Ketrampilan Para Yatim& Dhuafa di Desa Deah Baro, Banda Aceh. Salam.
iya ya, begitulah hebatnya bulan Romadhon (RAmadhAn) bahkan sufi dan ulama sepaham bahwa semua bulan itu racun dan bulan Romadhon adalah penawarnya…
Bagi yang merasa terkekang dgn bulan Romadhon (seperti saya misalnya) biarkan saja begitu, krn memang pencapaian saya baru segitu, mengekang hawa nafsu.
Puasa Romadhon ini memang terasa berat, saya sedih, teramat sedih krn masih saja saya merasakan beratnya Romadhon..dari lubuk hatiku, saya pengen mencapai target Romadhon yaitu, Laa’llakum tattaquuun (derajat Taqwa)sampai saya bawa sebelas bulan ke-depan.
Namun, hanya Allah SWT yang tahu pantaskah Lil Muttaqin berhak mendapatkan hidayah-Nya?
Bulan puasa adalah bulan yang penuh maghfiroh bulan dimana segala dosa2 yang kita perbuat slama ini akan terhapus dengan kita menjalankan ibadah puasa yang tulus dan ikhlas bagaikan daun talas yang terpercik air tidak akan menempel bersih seperti sedia kala…jadi betul apa yang dikatakan pak davit diakhir romadhon ini perkuat niat dan iman kita kepada Alloh SWT agar kita dihari nan fitri akan mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya dan mendapatkan ridlo Nya.amiin.
Ampuni aku ya Allah……..Semoga Allah selalu memberi hamba jalan menuju kemenangan. Amin……
Tulisan Mas David, semakin menyadarkan kita bahwa masih banyak yang mesti kita lakukan dalam “mengambil hati” Allah SWT. Baik dalam babak final Ramadhan tahun ini maupun pada sisa usia yang jelas kita tidak tahu sampai kapan. Serasa baru kemarin kita hanyut dalam euforia menyambut Ramadhan yang kita rindukan, setelah dia ada didekat kita, terkadang dalam pelukan Ramadhan kita “hanya” terjebak dan hanyut dengan ritual dalam Ramadhan itu sendiri..berbuka..tarawih..tadarus (jika sempat) sahur..dst, tanpa sempat memaknai untuk apa semua itu.
Sering kita hanya ibadah untuk menggugurkan kewajiban saja..bahkan banyak diantara kita belum menyadari bahwa ibadah, mendekatkan diri pada Tuhan..sesungguhnya adalah kebutuhan kita.
Maha Besar Allah, semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan ditahun-2 mendatang, dengan kondisi dan situasi yang jauh lebih baik menurut Allah SWT. Amien
Davit, memang kita harus selalu merasa kecil didepanNya. Pengetahuan kita ttg shaum Ramdhon baru terbatas pd menjalaninya karena perintahNya. Tapi mari kita maknakan “la allakum tattaqun” dan “wa an tashumu khoiru inkuntum ta’lamun”. La allakum tattaqan akan men-drive Pusat Pengendalian di otak yg mempengaruhi kerja sistem hormon dan puasa lebih baik utkmu bila kamu mengetahui merupakan ranah yg perlu diungkapkan oleh Ilmu Pengetahuan. Subhanaka, Allahuakbar.
wooow ternyata pak David ini pengetahuan agamanya tidak kalah pintarnya dengan pengetahuan bisnisnya, semoga saya dan keluarga saya bisa mencontah pak david aminn.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh……semoga saja kita bisa meraih Itquminannar…..spt yang dijanji oleh Allah, manfa’atkan sisa Ramadhan ini, tahun depan belum tentu milik kita…..tetapi kita tetap berdo’a semoga saja bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang
Alhamdulillah sampai hari ini masih survive dengan puasa walau kadang diselimuti rasa was-was cukup nggak biaya untuk menghadapi lebaran ,itu kita nggak munafik sebagai perantau yang ingin silaturahim dengan orang tua di desa selalu dihadapkan dilema demikian mungkin akan lain bicaranya dengan mereka yang sudah sukses perasaan itu sudah pasti tidak ada,memang di tahap akhir ini untuk iktikaf dihadapan Alloh rasanya berat ,tapi harus dipaksakan agar dapat ampunan Alloh dan dapat diterima puasa kita Amin
Ya mudah-mudahan di penghujung puasa tahu ini tidak menyurutkan langkah kita untuk tetap semangat bekerja,belajar dan berusaha
Puasanya dah ada bolong belum boss???
Terima kasih, saya Islam petingting, semoga allah mencatattnya naik haji baru dua kali kalau mau zakat silahkan buat umroh lagi buat saya, umur saya sekarang 70 tahun jadi kalau ada orangderma untuk umroh saja. Cari duit saya sudah bosan kalau mau kaya dari dulu aja, N0.Rekeningnya 010603020 BNI Cabang Menteng Jakarta
Selamat Hari Raya Idul Fotri, mohon maaf lahir bathin.
ass. wr.wb. salam hormat buat pak davit, kita sama-sama muslim.posting ini bagus sekali untuk dijadikan bahan tafakur tidak semua muslim menyadari atas segala dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. untuk lebih lengkapnya baca posting saya di devista63.wordpress.com.
“Puasa Ramadan, istighfar dan Taubat” semoga bermanfaat dan mohon komentarnya. trim’s
Pak David, uraian anda tentang mutiara ramadhan menyentuh kalbu saya bahkan saya hampir menangis. Karena betapa tidak, apa yang diulas anda sesungguhnya memang cerminan kehidupan kita yang selama kita kita jalankan. Kita tidak ada yang tahu apa rencana Allah selanjutnya. Untuk itu, saat bulan ramadhan ini mudah2an apa yang menjadi tujuan ibadah kita dikabulkan oleh Allah. Amin
Terima kasih Pak David atas inspirasinya.
@Pak Lil Muttaqin, Insya Allah niat ibadah Bapak diterima Allah dan Bapak bs memperoleh hidayahnya.
@Pak Idries, Semoga kita semua mendapatkan kemenangan di hari nan Fitri sebentar lagi.
@Bu Sutriyati, Amiiin…!
@Pak Joko, Benar Pak. Ibadah itu sebnarnya adalah kebutuhan kita, kita yg butuh..! Salam untuk Arek Malang..
@Pak Bambang, cukup tidaknya itu sudah diukur Allah pak, kita harus syukuri karena itulah hasil usaha kita selama ini. Mari maksimalkan potensi kerja agar rezeki Allah terbuka lebar.
@Desakiklan : Alhmadulillah diberi kekuatan tdk ada yg bolong. Semoga sama ya..!
@Denis Abadi : Saya baca juga Blognya. bagus. Semoga semakin aktif menulis untuk saling sharing demi kebaikan.
Saya setuju atas semua tulisan baik itu karya Maz Davit maupun para komentator dan buat saya pribadi ada yang masih amat mengganjal dihati karena sampai saat ini saya masih belum dapat menjalankan semua perintahNya dgn ikhlas karena Lillahi Ta’ala tanpa mengharapkan imbalan apapun baik itu agar dapat masuk surga ataupun mendapatkan pahala, karena menurut saya Allah maha tahu apa yang pantas diberikan kepada seluruh umatnya sesuai dengan ketaatannya atas semua perintahNya.Semoga suatu saat nanti saya dapat mewujudkannya. Amin.
@bu Istuningsih, Saya doakan semoga Hidayah dan Berkah Allah mengalir ke Ibu sekeluarga. Apalagi sekarang bulan puasa, bulan dikabulkannya doa hamba-hambaNYA.
Di bulan ini, ada 3 kelompok sikap yang menyambutnya,
Di bulan ramadhan, ada 3 kelompok sikap yang menyambutnya :
Pertama, orang yang menyambut dengan suka cita dan gembira, karena mengetahui nilai kemuliaan di bulan ini, maka ia mengisinya tidak hanya berpuasa tetapi ditunjang dengan amal ibadah yang lain.
Kedua, orang yang menyambutnya dengan sikap biasa-biasa saja dan tetap berpuasa.
Ketiga, orang yang menyambutnya dengan sikap menyesal bahkan menganggap bulan ini adalah bulan pengekangan hawa nafsu yang dianggap merugikan.
Jika kita ingin diberi dengan suatu hadiah yang mulia, maka marilah kita muliakan sang tamu dengan suatu yang mulia. Istimewakanlah tamu itu, niscaya kita tidak akan menyesal di kemudian hari. Apalagi jika ternyata tanpa kita sadari dan duga, kita tidak akan bertemu lagi di Ramadhan berikutnya.
Ampuni dosa hambaMU ini ya Robb kalau didalam menjalankan ibadah puasa belum sempurna, masih sering ghibah,mata tdk bisa diam dsb…
Semoga amal ibadah kita semua diterima ALLAH SWT dan di ampuni segala kesalahan baik itu yang di segaja maupun yang tidak di sengaja.
Semoga Ibadah Puasa ini Ada Kesan Dan Membawa pengaruh pada kehidupan kita semua Amin Ya Robbal alamin.
Maaf Kn Kesalahan Saya Pa Davit..
Salam Kenal Buat Teman.
mushalla al falah,menerima buku apa saja untuk mengisi perpustakaan
perbanyak pahala puasa ini walau dengan buku yang sudah tak dibaca lagi, terimakasih
Jadi malu nih, Ramadhan sudah mau habis tapi kok rasanya belum begitu maksimal. Padahal kita semua diberi modal yang sama besar oleh Allah, yaitu waktu yang kita miliki. Bukankah begitu pak Davit ? Waktu yang diberikan oleh Allah bisa kita abaikan begitu aja tanpa berbuat sesuatu yang berguna. Tapi bisa juga kita manfaatkan untuk berbuat sesuatu sesuai tuntunan Nabi yang berarti pahala dan bekal kita nanti di akhirat. Karena itu saya mengajak diri saya sendiri dan teman2 semua untuk sebaik2 memanfaatkan waktu kita yang tersisa.
Salam buat semuanya.
Menurut pendapat saya pribadi berdasarkan pengalaman mudah2an pendapat saya tidak dianggap menyesatkan. Cobaan, peringatan atau hukuman yang diberikan Allah pada kita khususnya pada saya terutama yg berat kita rasakan yg umumnya org menyebutnya dgn musibah adalah salah satu bentuk komunikasi Allah kpd mahluknya. Mengapa saya menyebutnya demikian? krn ternyata selalu dan hampir dpt dipastikan dibalik musibah pasti ada hikmah, dan hikmah inilah yg mampu ditangkap oleh manusia.Krn kita bukan Rosul atau nabi yg dpt berkomunikasi langsung dgn Allah. Baru kita tahu maksudNya dibalik musibah itu.Tapi jarang sekali org menganggap ujian atau cobaan apabila kita diberi kesenangan berupa harta berlimpah yg akhirnya terkadang org tergelincir kelembah dosa, krn kesenangan dunia yg menjadi tujuan utama.Demikianlah sedikit pemikiran saya, dan saya mohon ma’af yg se-besar2nya apabila pemikiran saya ini dianggap tdk umum.
Ampuni aku ya Allah……..Semoga Allah selalu memberi hamba jalan menuju kemenangan. Amin……
Info Sukses Kerja : http://jadikerja.com
Thanks
Makasih pak Davit…
Sudah memberikan pencerahan rohani buat persiapan ramadhan Agust2011…
Mudah2an bisa menjalankan lebih baik lagi dari tahun kemaren…..amiin…
Ya, Terima kasih nih Pa dosen. Jelang Ramadhan 1432H (2011) ini, mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Smoga kita bisa meraih kemenangan yang hakiki. Amiiin….Ya Robbal’alamiiin….
sangat inspiratif pak, hatur nuhun y