Waspada Kehidupan Dunia yang Menipu

“Saudaraku, Kita akan lelah karena terus memburu kehidupan dunia jika tidak tahu ujungnya…!”

Ujung dunia adalah akhirat, dan pintu menuju alam akhirat adalah kematian.

Jika kita tidak sadar akan datangnya hari akhirat, maka kita pasti akan melupakan mati. Sebagian besar kita sudah penah mendengar adanya hari pembalasan (alam akhirat), namun hanya sedikit dari kita yg sadar bahwa itu akan segera terjadi. Umur kita yg rata-rata 60 tahun plus minus tidak akan bisa menandingi umur kita di alam akhirat yg tidak ada batasnya, alias kekal abadi.

Pernahkah Anda membayangkan umur kita bakal sampai 1.000 (seribu) tahun dalam dunia ini? Mungkin itu hanya kisah Nabi Nuh yg mengalaminya, seperti yg tercantum dalam Al-Qur’an (QS. Al-Ankabut 14). Setelah berumur sekitar 1.000 tahun, lalu Nabi Nuh dipanggil kehadirat-Nya yg kita kenal dengan meninggal.

Lalu kenapa kita manusia biasa yg hanya berumur kerdil (sekitar 60 tahun) tidak pernah membayangkan akan mati kapan saja? Setiap hari kita melihat orang meninggal atau mati, namun tidak pernah membayangkan diri kita bakal menyusul.

Kalau kita bisa membayangkan setiap saat bahwa pintu maut terbuka setiap hari tanpa memandang usia, tentu kita tidak akan melewatkan sedetik pun untuk beribadah kepada-NYA. Kalau setiap kita bisa membayangkan bagaimana azab akhirat yg paling ringan adalah memakai sandal dari api lalu sampai kepala kita mendidih dibuatnya, tentu tidak akan pernah ada orang yang mau berbuat dosa.

Sebagaimana surga di alam akhirat adalah kekal abadi, maka kehidupan neraka juga kekal abadi, never ending my friend…!

Untuk menghindari kehidupan dunia yang menipu, dan untuk menyongsong alam akhirat di surga yg kekal abadi, maka kita sangat perlu melakukan ibadah sesuai kesanggupan kita masing-masing.

Ibadah bisa bermakna luas. Kalau diaplikasikan dengan sikap kita sehari-hari di dunia, pada intinya ada 2 ibadah hati yg membuat kita bahagia, yaitu bersyukur dan bersabar…!

Kita bisa tetap merasa bahagia dengan 2 ibadah hati tsb, meski goncangan kehidupan dunia membolak-balikkan keadaan hidup ini. Mengapa bisa demikian?

Coba simak ringkasan kehidupan kita sbb : 

1. Jika kita sedang dilanda kesusahan dengan berbagai permasalahan hidup, kemiskinan, dililit utang, kecelakaan tragis, keluarga yg tidak kunjung sembuh dari sakit, sulit jodoh, rugi dalam berbisnis, sulit mempelajari sesuatu, dan masalah hidup lainnya, ibadah hati yg paling utama adalah bersabar, namun tetap aktif. Kita terima keadaan yg diberikan Tuhan dengan sabar, namun di sisi lain terus berusaha positif mencari jalan keluar.

Poin bahagianya adalah :
-Jika kita berhasil mendapat jalan keluar, maka kita merasa bahagia di dunia, lalu masih mendapat pahala utk bekal akhirat. Sabar kita membawa kebahagian dunia-akhirat.

-Jika kita belum berhasil mendapat jalan keluar, maka kita masih bisa merasakan bahagia karena ada nikmat lain dari Tuhan yg tidak dicabut, bahkan mungkin ditambah. Misal, anak-anak yg sehat, suami atau istri yg setia, hubungan yg harmonis dengan keluarga dan saudara, masih bisa makan setiap hari, masih bisa sujud menyembah-Nya meski keadaan lagi sulit, dan masih banyak lagi nikmat Tuhan yg tidak akan bisa kita hitung setiap hari. Itu baru bahagia dunia, belum lagi bahagia di akhirat karena kesabaran kita tadi. Barangkali dengan kesabaran menghadapi keadaan sulit bisa jadi dosa-dosa kita diampuni Tuhan, kita mati dalam keadaan baik dan diridhoi (khusnul khotimah), dipersilahkan malaikat masuk pintu surga dari mana saja jika Tuhan menganggap kita pantas, dan kebahagian lain yg tidak pernah terlintas oleh panca indera kita.

2. Jika kita sedang dilanda kebahagian dengan gemerlap kehidupan dunia, maka itu adalah cobaan kehidupan yg sangat pantas kita syukuri. Harta yg berlimpah, kekayaan turun-temurun dari keluarga tertentu, penghasilan puluhan juta hingga ratusan juta, bisnis yg kian berkembang, pengikut yg banyak, anak-anak yg soleh dan sempurna fisiknya, istri atau suami yg menawan, pekerjaan kantor yg selalu lancar, bisa makan ke mana saja kita mau, bisa berlibur ke penjuru kota atau dunia, dan se-abrek kilauan gemerlap dunia yg sebenarnya bisa menipu.

Namun semua cobaan kesenangan di atas mesti kita waspadai dengan terus bersyukur setiap menit dan detik, perbanyak sedekah, belanjakan di jalan yg halal, ingatkan diri bahwa nikmat tsb bisa saja Tuhan cabut sewaktu-waktu sehingga membuat kita bersedih, terdiam dan berputus asa ( QS. Al An’am 44).

Poin bahagianya adalah :
-Jika kesenangan kita dilanjutkan oleh Tuhan sampai ajal menjemput, maka sudah sepantasnya kita bersyukur setiap detik dan menit, menjauhkan diri dari suasana hati dan perbuatan dosa, banyak-banyak membelanjakan harta di jalan yg diridhoi Tuhan, dsb.

-Jika kesenangan kita dicabut Tuhan, maka cepat-cepat introspeksi diri, tanyakan pada diri apakah kita telah melakukan perbuatan dosa? Lalu tanyakan pada Tuhan apakah kita sudah salah memperlakukan nikmat selama ini? Tanda orang beriman adalah dia akan cepat bertobat kepada Tuhan jika tersadar telah melakukan kesalahan atau dosa. Tobatnya kita menandakan diri ini masih terus menjaga iman, dan ini juga merupakan point bahagia dalam kondisi kesenangan yang dicabut Tuhan.

So sobat yg dirahmati Tuhan, kondisi apapun yang kita hadapi saat ini, jangan biarkan ia membuat kita bersedih terus-menerus atau gembira berlebihan. Jangan biarkan keadaan membuat kita galau di dunia ini, karena tempat kita yg kekal sebenarnya ada di akhirat sana.

Sungguh merugi orang yg punya sifat kebalikan dari 2 point bahagia di atas, yaitu tidak bersyukur dan tidak bersabar (aktif). Hatinya selalu merasa kurang terhadap apa yg sudah diraih, dan merasa sesak tidak sabaran ketika kita diberi cobaan kesulitan hidup.

Orang yg paling beruntung adalah ketika ditimpa cobaan kesulitan dan/atau kemudahan, dia semakin dekat dengan Tuhannya.

Dan orang yg paling merugi adalah ketika ditimpa cobaan kesulitan dan/atau kemudahan, dia semakin jauh dari Tuhannya.

Semoga kita selamat dari kehidupan dunia yang menipu ini….!

Suami yang masih belajar tentang kehidupan,

 

Davit
=====
www.RWPGrup.com/blog

20 thoughts on “Waspada Kehidupan Dunia yang Menipu

  1. TERIMAKASIH PAK DAVIT ATAS ARTIKEL YANG SUNGGUH MENGINGATKAN KITA SEMUA UNTUK SELALU BANYAK-BANYAK BERSYUKUR DAN BERSABAR KEPADA ALLAH.SWT.

  2. Kita harus percaya bahwa ada “hidup setelah mati” tentunya ini hidup yang paling abadi. Thank’s a lot mas Davit atas tulisan perenungannya.

  3. Amin…amin, semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberi karunia untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya dan senantiasa bersabar dalam kondisi sesulit dan seduka apapun. Kelapangan dan kesempitan galibnya adalah ujian dari Allah SWT, semoga kita semua selalu lulus ujian itu dan perlahan tapi pasti naik peringkat menjadi orang-orang yang diuntungkan oleh Allah. Amin.

  4. Assalamualaikum, mohon ijin pak ustadz, saya ambil yg pokok2 dari tulisan ustadz untuk materi siaran,..jika di perkanankan ..terima kasih..wassalamulaikum

  5. ya cukup menyenangkan kan pak, bukan dunia yang menipu yang banyak itu nipu diri sendiri pak, dunia nipu tidak pernah di hukum coba kalau manusia he he he

  6. hidup di dunia ini indah, mudah saja untuk bahagia patuh dan taatlah pada sang pencipta jagad raya ini, maka dunia menyertaimu dg mudah dan untuk mendapatkan akhirat banyaklah menebar kebajikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *